Narasi Lagu "Bengawan Solo"
Karya Maestro Keroncong Indonesia (Alm.Gesang)
Keindahan Sungai Bengawan Solo |
Bengawan Solo, riwayatmu ini
Kata
riwayat atau sejarah, seakan menyiratkan kita bahwa lagu ini akan punya
riwayat yang panjang, sampai pergantian abad masih dibicarakan.
Sedari dulu jadi perhatian insani
Ternyata
benar, dari dulu sampai sekarang Bengawan Solo menjadi perbincangan
banyak insan, banyak orang, dari jaman keemasan di mana keluarga
kerajaan bertamasya di sungai ini, pembuatan waduk Gajah Mungkur, sampai
soal banjirnya yang menyapu berbagai kota akhir-akhir ini.
Musim kemarau, tak seberapa airmu. Di musim hujan air meluap sampai jauh.
Di
tahun 40-an saja, kalau hujan sungai ini meluap sampai jauh, mungkin
beberapa meter dari bibir sungai. Itu saat masih banyak hutan dan pohon
disekitarnya. Seharusnya ini jadi pelajaran bahwa kita tidak boleh
semena-mena membabat hutan dan tanaman di hulu dan sekitar sungai ini,
atau air akan meluap lebih jauh lagi, bahkan sampai beberapa kilometer
dan merendam wilayah yang dilaluinya. Dengan kata lain pencipta lagu
ini sudah mengingatkan lho, sekian puluh tahun yang lalu, akan
pentingnya menjaga ekosistem di sekitar sungai besar ini.
Mata airmu dari Solo, dikurung gunung seribu.
Kalau
ditulis Mata airmu dari Solo, dari Pegunungan Seribu itu sudah benar,
memang hulu sungai ini ada di daerah Pegunungan Seribu. Namun,
pemilihan kata dikurung gunung seribu menjadikannya nyeni dan secara tidak sadar kita membayangkan ada seribu gunung mengitari mata
air Bengawan Solo. Apa nggak hebat?
Air mengalir sampai jauh, akhirnya ke laut
Air
Bengawan Solo mengalir dari kota Solo sampai Surabaya, memang jauh. Ini
biasa saja. Tetapi kalau kita berfikir mungkin belum semua orang Solo
pernah ke Surabaya, apalagi tahun 40-an, maka orang akan menduga-duga
seberapa panjang sungai ini.
Itu perahu, riwayatnya dulu
Konon
dahulu di Bengawan Solo banyak perahu hilir mudik, bahkan pihak keraton
Surakarta mempunyai perahu khusus untuk melancong di Bengawan Solo.
Kaum pedagang slalu, naik itu perahu
Kaum
pedagang mungkin sekarang sudah jarang atau tidak ada lagi yang
menggunakan Bengawan Solo sebagai sarana transportasi. Bengawan Solo
sudah tidak seramah dahulu.
Sumber : http://www.tjroeng.com/?p=68
Sumber : http://www.tjroeng.com/?p=68
0 komentar:
Posting Komentar